top of page
Search

MATERI MANAJEMEN KONFLIK ANTAR TEMAN SEBAYA

Updated: Jul 27, 2020

Setiap hubungan yang terjalin antar pribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik berasal dari bahasa latin, confligere yang berarti benturan. Menurut Johnson (1981) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Jika kita perhatikan secara seksama dalam suatu hubungan komunikasi selalu terjadi konflik, dimana konflik itu sendiri terkadang tidak selalu menyangkut hal-hal yang penting atau kompleks, namun kebanyakan konflik terjadi hanya menyangkut masalah-masalah kecil. Begitu pula hubungan komunikasi antar teman sebaya yang hidup bersama tidak pernah dapat melepaskan diri dari kesalahpahaman, biasanya perselisihan bersumber pada kemarahan yang tak terkendali karena pada dasarnya dalam suatu hubungan komunikasi kita perlu bebas mengungkapkan semua perasaan. Marah selalu mungkin terjadi dan apabila kemarahan itu dipendam, sangatlah buruk akibatnya dan bisa menjadi bom waktu yang tak dapat terkendali. Menahan kemarahan akan mengikis energi yang amat berharga, akhirnya tidak tersisa cukup energi untuk mengungkapkan perasaan-perasaan yang positif.

Orang biasanya marah jika perasaannya terluka. Bila orang menyimpan kemarahan tanpa mengungkapkan dan melepaskannya pada akhirnya mereka akan mempersalahkan diri sendiri. Rasa bersalah yang berlebihan akan menimbulkan rasa diri kurang berharga dan akhirnya individu tersebut akan terlarut dalam depresi. Seorang ahli bernama R.D Nye menyebutkan 5 sumber konflik yang mungkin terjadi, yaitu:

1. Kompetisi : salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan oranglain.

2. Dominasi : salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar atau malah diabaikan.

3. Kegagalan : masing-masing individu yang menjalin komunikasi berusaha menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.

4. Provokasi : salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.

5. Perbedaan nilai : kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.

Meskipun pada hubungan komunikasi pertemanan sebaya memang seringkali terjadi selisih pendapat, namun hanya sedikit yang dapat mengutarakan argumen yang tepat mengena. Kalian pun perlu juga mewaspadai dan mempertimbangkan beberapa hal apabila terlibat konflik dengan teman hingga terjadi perselisihan pendapat, yaitu :

1. Upayakan tidak memulai pertengkaran sebelum mengetahui sebab-sebab yang telah menimbulkan kemarahan.

2. Sebelum memulai pembicaraan, pikirkanlah dengan matang apa sebenarnya yang ingin kalian capai.

3. Jika perselisihan pendapat sampai terjadi dan perlu dibicarakan maka pilihlah waktu dan tempat yang tidak menimbulkan rasa malu pada teman kalian. Berilah teman kalian tersebut kesempatan untuk mengungkapkan alasan dan pendapatnya juga.

4. Hindarilah sikap merajuk.

5. Bila dalam pembicaraan kita merasa bahwa teman kita hanya mengatur kita dan mulai mendominasi, beranikan diri untuk mengatakannya. Ungkapkanlah dengan sopan bila kita ingin agar pembicaraan kita tidak dipotong.

6. Carilah timing yang tepat untuk membicarakannya.

7. Arahkan pembicaraan secara langsung kepada lawan bicara.

8. Kurang bermanfaat apabila pembicaran atau perdebatan dilakukan hanya untuk menarik perhatian.

9. Saat mendengarkan lawan bicara kita, yakinkan diri agar menangkap apa yang diinginkan serta mengapa hal itu dikehendakinya.

Namun, kalian juga perlu menyadari bahwa besar kemungkinan rusaknya suatu hubungan sesungguhnya lebih disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik secara konstruktif, adil, dan memuaskan kedua belah pihak bukan oleh munculnya konflik itu sendiri. Sesungguhnya apabila kita mampu mengelola konflik yang terjadi antara kalian dengan teman sebaya secara konstruktif justru dapat memberikan manfaat positif bagi diri kita sendiri maupun bagi hubungan kita dalam persahabatan. Beberapa contoh manfaat positif dari konflik adalah sebagai berikut (Johnson, 1981) :

1. Konflik dapat membuat diri kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan oranglain. Contohnya kamu dan temanmu berencana liburan weekend di salah satu mall, sampai disana kamu ingin menonton di bioskop sementara temanmu ingin makan di restoran, mungkin hal ini menandakan adanya perbedaan hobi diantara kalian berdua yang perlu kamu perhatikan.

2. Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita. Contohnya kamu ditunjuk sebagai ketua kelompok dan bertugas untuk mengumpulkan laporan tugas praktikum, lalu kamu lupa dengan hal itu dan membuat teman-teman sekelompokmu menjadi marah, maka dari itu lah sebaiknya kamu sungguh-sungguh harus sadar akan tanggung jawab yang telah diberikan oranglain dan tidak menyepelekannya.

3. Konflik dapat menimbulkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau bahkan kita pendam.

4. Konflik dapat membimbing kearah tercapainya keputusan-keputusan bersama yang lebih matang dan bermutu.

5. Konflik juga dapat menjadikan kita sadar tentang siapa kita atau seperti apa diri kita sesungguhnya.

6. Konflik dapat mempererat dan memperkaya hubungan, dimana hubungan yang tetap bertahan meski diwarnai banyak konflik, justru dapat membuat kedua belah pihak sadar bahwa hubungan mereka itu kiranya sangatlah berharga.

Terkadang konflik dibiarkan terjadi hingga berlatur-larut dan makin sulit untuk diselesaikan karena tidak ada pihak yang bersedia untuk kompromi. Konflik yang terjadi dalam pertemanan sebaya biasanya terjadi kegagalan hubungan yang disebabkan oleh adanya tipu daya dan pengkhianatan, rasa tidak perduli dan kaku, penipuan dan rasa takut, kurang percaya, tidak setia dan sikap tertutup. Setiap orang memiliki strategi masing-masing dalam mengelola konflik. Strategi-strategi tersebut merupakan hasil belajar dalam rentang kehidupannya, biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak dan bekerja secara otomatis. Biasanya kita tidak menyadari cara kita bertingkah laku ketika dihadapkan dalam situasi-situasi konflik. Cara bertingkah laku dalam suatu konflik dengan oranglain akan ditentukan oleh seberapa penting tujuan-tujuan pribadi dan hubungan dengan pihak lain. Berdasarkan dua pertimbangan tersbut dapat ditemukan 5 gaya dalam mengelola konflik antar pribadi (Johnson, 1981), yaitu :


1. Gaya Kura-Kura

Karakteristik gaya kura-kura ini mendeskripsikan bahwa seekor kura-kura lebih senang menarik diri bersembunyi dibalik tempurung badannya untuk menghindari konflik. Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok soal maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia, lebih mudah menarik diri secara fisik maupun psikologis dari konflik daripada menghadapinya.

2. Gaya Ikan Hiu

Ikan hiu senang menaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik yang ia sodorkan. Baginya, tercapainya tujuan pribadi adalah yang utama, sedangkan hubungan

dengan pihak lain tidak terlalu penting. Baginya, konflik harus dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan pihak lain kalah. Watak ikan hiu adalah selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam ikan-ikan lain.


3. Gaya Kancil

Seekor kancil sangat mengutamakan hubungan, dan kurang mementingkan kepentingan pribadinya. Ia ingin diterima dan disukai binatang lain. Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari, demi kerukunan. Setiap konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan. Konflik harus didamaikan, bukan dipecahkan, agar hubungan tidak menjadi rusak.


4. Gaya Rubah

Rubah senang mencari kompromi. Baginya, baik tercapainya tujuan-tujuan pribadi maupun hubungan baik dengan pihak lain sama-sama cukup penting. Ia mau mengorbankan sedikit tujuan-tujuannya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.


5. Gaya Burung Hantu

Burung hantu sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya dan pemecahan itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan pribadinya maupun tujuan-tujuan pribadi lawannya. Baginya, konflik bermanfaat meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan yang terjadi di antara dua pihak yang berhubungan. Menghadapi konflik, burung hantu akan selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan yang mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul di dalam diri kedua pihak akibat konflik itu.

Mengatasi konflik dengan teman sebaya dalam pergaulan

Dalam pergaulan sosial, hubungan antara manusia itu sangat dinamis. Resiko terjadinya gesekan perbedaan pendapat, pertentangan dan konflik sosial sangat tinggi. Sebenarnya, hal itu wajar terjadi, mengingat karakteristik manusia itu memang berbeda-beda satu dengan lainnya, seperti perbedaan penampilan, cara berpikir, sifat, sikap, dan kebutuhan kepentingan.

Ada berbagai pendekatan yang dapat kita gunakan untuk mengantisipasi konflik-konflik sosial yang terjadi, yaitu:


1. Pendekatan changing attitude (mengubah sikap diri)

Dalam banyak hal untuk mengatasi masalah dan konflik yang ada, kita harus mau mengubah diri dan membenahi diri. Hal yang harus kita ubah adalah cara pandang, cara berpikir dan pemahaman yang tidak tepat, ucapan dan ekspresi wajah yang tidak pantas, sikap dan berperilaku yang kurang bijaksana, keinginan dan harapan yang sepihak, suasana emosional dan kebiasaan yang tidak menguntungkan.


2. Pendekatan changing environment (mengubah kondisi lingkungan)

Dalam situasi yang memungkinkan, untuk mengatasi masalah dan konflik sosial, kita dapat melakukan perubahan kondisi lingkungan kita, termasuk meminta perubahan sikap dan tingkah laku orang disekitar kita sebagai pihak yang terkait. Untuk mengatasi konflik, kita juga dapat mengubah tempat, jadwal, waktu dan peralatan yang diperlukan, apabila konflik tersebut berkaitan dengan tempat, waktu dan peralatan.


3. Pendekatan I’m OK – You’re OK

Jelaskan kepada semua pihak, bahwa manusia lahir sebagai hukum keseimbangan. Tujuan akhir kehidupan ini pun untuk menggapai keadilan dan keharmonisan. Maka marilah kita membangun suasana I’m OK – You’re OK. Artinya marilah kita bersama-sama bersikap dan berperilaku yang adil dan seimbang sehingga terwujud suasana saya senang = I’m OK, tetapi jangan lupa orang lain pun juga ingin senang = You’re OK.



 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

(022) 6011309

©2020 by Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 6 Bandung. Proudly created with Wix.com

bottom of page